Page Nav

HIDE

Classic Header

{fbt_classic_header}

Breaking News:

latest

Opini: Corona Mengajarkan Kita untuk Belanja di Warung Tetangga

Penulis: I Nyoman Budiono, M.M. (Dosen Kewirausahaan Iain Parepare) Warung tetangga sudah tidak asing lagi bagi kita, berangkat kantor...


Penulis: I Nyoman Budiono, M.M. (Dosen Kewirausahaan Iain Parepare)
Warung tetangga sudah tidak asing lagi bagi kita, berangkat kantor, pulang kantor, berangkat olah raga, pulang olah raga, barangkat ke pasar, pulang dari pasar, berangkat ke mall pulang dari mall selalu  kita lewati sebagaimana halnya dengan pemandangan lain berlalu sepintas tanpa membekas.  Taukah kita betapa warung tetangga berharap kunjungan kita untuk membeli sebungkus dua bungkus garam, seliter dua liter minyak goreng, sekilo dua kilo gula pasir, hanya untuk sesuap nasi bagi keluarganya,  hanya untuk penyambung hidup bagi keluarganya, namun harapan itu tinggal sebuah penantian kalau kita tidak peduli terhadap warung tetangga kita.

Memang tidak seperti apa yang kita bayangkan ketika kita belanja di mall-mall besar, berkeramik besar nan indah, ber ac yang sejuk dan nyaman, para sales promotion girl yang dengan penuh empati dan antusias menawari kita produk-produk  dari berbagai merek terkenal, diwarung tetangga kita hanya dilayani dengan kesederhanaan, dengan kepolosan, dan dengan ketulusan. Senyum ceria tampak tersungging diwajah penunggu warung tetangga, tegur sapa yang halus terlantun dari bibir tetangga yang hanya berbajukan daster-daster sederhana tanpa papan nama tergantung didadanya, ucapan terima kasih yang tulus terucap spontan dari wajahnya yang polos penjual warung tetangga yang bersongko peci baru selesai mengerjakan ibadah sholatnya. Semua itu menghiasi transaksi di warung tetangga sebelah rumah kita, warung tetangga di sebelah lorong rumah kita, warung tetangga di jalan-jalan poros perkampungan tempat kita rebah membaringkan diri setelah seharian bekerja tiada henti hanya untuk menjalani kehidupan yang diberikan Tuhan hanya sekali bagi setiap insan jiwa-jiwa yang ada di muka bumi ini.

Pernahkah kita berpikir, siapakah yang pertama datang memberikan pertolongan ketika anggota keluarga kita berteriak minta tolong? siapakah yang akan datang pertama memadamkan api ketika rumah-rumah kita terbakar? siapakah yang pertama kali mengejar pencuri/perampok yang mengganggu rumah kita disaat kita tidak berada di rumah? siapakah yang akan menguburkan dan mendoakan kita ketika kematian telah datang menjemput kita? Jawabannya adalah “tetangga kita” bisa jadi tetangga tersebut juga sekaligus sebagai pemilik warung sebelah rumah. Namun kebanyakan kita lupa, kebanyakan kita tidak berpikir ketika kita hendak belanja, yang ada di dalam pemikiran kita belanja untuk kebutuhan selama satu bulan di mall-mall ternama sekalian dengan menikmati musik-musik yang indah, menikmati pemandangan mol yang indah-indah, sehingga tanpa disadari warung tetangga kita mulai terabaikan, warung tetangga kita mulai terlupakan bahkan bagi sebagian orang merasa gengsi kalau belanjanya Cuma di warung.  Ini semua realita hidup yang disadari atau tidak terjadi terhadap diri kita sendiri.

Saat ini bencana atau musibah yang disebabkan oleh Covid 19 datang bagaikan petir menyambar, ribuan orang diseluruh dunia telah meninggal dunia, tempat-tempat ibadah, tempat keramaian dan tempat hiburan, pasar-pasar, sekolah-sekolah, perguruan tinggi dan lain-lain yang tadinya menjadi tempat berkumpulnya orang-orang kini menjadi sepi karena adanya social distance, yang membatasi kontak sosial, sehingga komunikasi sosial telah berubah menjadi komunikasi yang on line dengan menggunakan hp, laptop, dll.  Semuanya itu dilakukan semata-mata untuk membatasi mata rantai penyebaran dari Covid 19 dan semata-mata untuk mempertahankan kelangsungan hidup bagi komunitas manusia di muka bumi ini.  Keadaan ini mau tidak mau, suka atau tidak suka merubah kebiasaan hidup kita dalam segala aspek kehidupan termasuk perilaku belanja kita yang tadinya mungkin suka belanja di mall-mall yang penuh keramaian dan belanja di tempat-tempat keramaian lainnya mulai bergeser menjadi belanja ke warung-warung tetangga kita untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.  Hal ini sangatlah positif mengingat belanja di warung tetangga memiliki dampak yang cukup besar dalam berbagai aspek kehidupan manusia.

Secara singkat keuntungan atau manfaat belanja di warung tetangga antara lain adalah sebagai berikut :
1.  Untuk kondisi saat ini maraknya virus Covid 19, sudah barang tentu menjadi alasan utama untuk belanja di warung tetangga agar terhindar dari tempat-tempat keramaian yang dimungkinkan adanya Covid 19 tersebut.
2. Belanja di warung tetangga tentu menghemat segalanya baik waktu maupun uang karena cukup jalan kaki atau naik motor sebentar saja sudah sampai, dan tidak perlu bayar uang parkir.
3.Terjalin tali silaturrahmi yang baik dengan tetangga kita.
4. Belanja di warung tetangga senantiasa mendapatkan harga yang baik dan kompetitif, hal ini terjadi karena warung tetangga senantiasa menjaga kepercayaan kepada tetangganya dengan memberikan harga yang wajar dan terjangkau.
5. Secara tidak langsung membantu meningkatkan ekonomi pemilik warung tetangga kita.
6. Suatu saat bila dibutuhkan, pemilik warung tetangga kita  dengan sigap akan membantu kita karena sudah ada hubungan emosional yang baik selama ini.
7. Dan lain-lainnya.

Tidak bisa dibayangkan bila setiap kita tergerak untuk memperhatikan warung milik tetangga kita terutama dalam membeli barang kebutuhan sehari-hari yang telah disediakan oleh warung milik tetangga kita, tentunya akan memiliki dampak sosial dan ekonomi yang cukup besar dalam tatanan kehidupan masarakat kita.  Satu hikmah positif yang bisa dipetik dari musibah Covid 19 ini, yaitu  “Corona mengajarkan kita untuk belanja di warung tetangga”.

Tidak ada komentar

Kantor