Page Nav

HIDE

Classic Header

{fbt_classic_header}

Breaking News:

latest

Corona dan Kreativitas

Penulis: Dr. A. Nurkidam, M.Hum (Kaprodi Sejarah Peradaban Islam) Di akhir 2019  dunia dikejutkan dengan suatu penemuan virus baru ya...

Penulis: Dr. A. Nurkidam, M.Hum (Kaprodi Sejarah Peradaban Islam)

Di akhir 2019  dunia dikejutkan dengan suatu penemuan virus baru yang disebut dengan corona atau covid-19. Virus ini bermula dari negara Tiongkok di Kota Wuhan, dari Wuhan itulah, virus ini menyebar ke seluruh dunia (mengglobal), sehingga  banyak negara terpapar virus ini tak terkecuali negara kita Indonesia.

Virus ini menyebabkan banyak negara menutup  diri dari  dunia internasional, misalnya tidak menerima kunjungan dan tidak ingin menunjungi negara lain demi untuk mencegah penyebaran virus ini. Bahkan kegiatan ekonomi dunia terganggu akibat virus tersebut.

Berbagai kegiatan internasional, nasional maupun regional banyak yang ditunda, baik kegiatan rutinitas maupun kegiatan-kegiatan per periode banyak yang ditunda. Seperti olimpiade Jepang, dan kegiatan-kegiatan olah raga lainnya serta kegiatan-kegiatan politik dan ekonomi. Kegiatan-kegiatan sosial, akademik, dan keagamaan banyak yang ditunda dalam upaya untuk menekan penyebaran virus corona ini. 

Kegiatan-kegiatan keagamaan, seperti salat Jum’at, dan salat berjamaah lainnya dianjurkan untuk sementara waktu ditunda dan diganti dengan salat duhur di rumah dan salat-salat lainnya juga di rumah. Bahkan pelaksanaan umrah, juga ditunda sampai batas waktu yang tidak ditentukan, bergantung dari kebijakan pemerintah Arab Saudi yang mempunyai otoritas tentang itu.

Kegiatan-kegiatan keagamaan itu, misalnya salat jum’at, salat berjama’ah, kegiatan- kegiatan hari besar Islam lainnya, dilakukan penundaan dengan dasar hukum, baik dilihat dari hukum syar’iah, sejarah, budaya maupun aturan pemerintah dan fatwa para ulama, dibolehkan dengan mengacu pada ajaran agama tentang hukum darurat. Tentu hal ini dilakukan demi kemaslahatan dan keselamatan ummat.

Di Indonesia, kebijakan pemerintah, selain pembatasan kegiatan keagamaan,  juga kebijakan mengenai jaga jarak atau lebih dikenal social distancing atau stay at home. Kebijakan ini merupakan salah satu usaha mencegah penyebaran virus corona. Sehingga kegiatan pembelajaran dilakukan dengan jarak jauh melalui media elekronik. Hal ini memaksa guru, dosen, dan mahasiswa untuk lebih banyak berkreativitas dalam system belajar mengalajar tentang pembelajaran via elekronik. 

Selain itu, ada hal yang menarik dengan diberlakukannya social distancing ini, yaitu memunculkan penulis-penulis kreatif dengan berbagi sudut pandang tentang corona. Ada penulis melihat dari sudut pandang sosial, ada yang melihatnya dari sudut pandang sosiologi, ada yang melihatnya dari pandangan komunikasi, dari sosial budaya, sosial keagamaan dan sudat pandang yang lainnya.

Khusus di IAIN Pareare, terkhusus di Fakultas Ushuluddin, Adab, dan Dakwah telah bermunculan penulis-penulis yang rata-raata berusia muda dengan berbagi kreativitas yang dimiliki menulis tentang corona dengan berbagai dampak sosial yang ditimbulkan. Sekalipun dilakukan social distancing ini, namun mereka tetap berusaha betul-betul menggunakan waktu untuk menulis. Mungkin dalam bahasa agama disenonimkan. Berbuatlah amal baik di waktu lapang maupun di waktu susah, tetapi kalau dibawa kepada kretivitas maka akan berbunyi “berbuat kreatiflah baik di waktu luang maupun diwaktu sempit”.  

Sekalipun virus corona ini telah menjadi momok bagi kita semua dengan segala dampak yang ditimbulkan, termasuk jaga jarak ini janganlah dimaknai sebagai sesuatu yang mengganggu kebebasan berkreasi, tetapi malah memunculkan banyak kreasi-kreasi yang menyebabkan orang punya kreatif. Dosen yang dulunya kurang menguasai teknologi pembelajaran dengan media elektronik, mahasiswa juga menghadapi pembelajaran yang membosankan kini bisa menggunakan perkuliahan daring, serta seorang penulis berusaha menulis di tengah kesendirian di rumah dan lain-lain kreativitasnya lainnya muncul dari sini.

Tidak ada komentar

Kantor